Senin, 25 Juni 2012

Sumber Daya Alam Merauke (3)

Terlepas dari pendapat yang mengatakan bahwa Papua sulit dilintasi karena alamnya yang relatif berat dan penuh hambatan, ditambah masalah keterbelakangan ekonomi dan sosial, bagi kami wilayah paling selatan Papua ini memiliki pesona tersendiri. Misalnya, sumber daya alamnya sangat potensial untuk lahan pertanian.


Kabupaten Merauke merupakan salah satu dari 29 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Papua. Secara umum potensi wisata di Merauke dapat dipilah-pilah berdasarkan wisata alam, sejarah, dan budaya. Misalnya, wisata alam meliputi pantai-pantai di bagian selatan, taman nasional, suaka margasatwa atau cagar alam, dan penangkaran buaya. Ada pula wisata sejarah, antara lain Tugu Pepera yang menceritakan kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI dan Tugu LB Moerdani. Obyek wisata lainnya adalah Tugu Kembar yang hanya terdapat di Sabang dan Merauke.

Di bumi Animha ini, obyek wisata alam yang cukup terkenal dan diminati pengunjung adalah Taman Nasional (TN) Wasur, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari kota Merauke. Di dalam kawasan seluas 414 hektar ini terdapat berbagai jenis flora dan fauna langka yang hanya terdapat di Papua. Beberapa satwa langka yang dilindungi oleh Pemda Merauke adalah burung cenderawasih, kanguru, dan rusa.

Sepanjang perjalanan melalui TN Wasur, Anda dapat melihat barisan pohon-pohon bus dan gundukan tanah berwarna merah setinggi 50 Cm hingga 5 meter yang bertebaran di di pinggir hutan dan di tepi jalan. Itu bukan tanah biasa. Gundukan tinggi itu adalah rumah-rumah semut yang dibangun selama bertahun-tahun. Masyarakat di sana menyebutnya Musamus. Rumah semut ini menjadi simbol semangat dan memiliki makna bagi masyarakat Merauke. Arti Musamus pun sangat filosofis, yakni: “Jangan tanya kerjaku, tapi lihat hasil karyaku”.

Ketika saya menyentuh salah satu Musamus di Taman Sota, rasanya seperti memegang bongkahan kayu. Didorong sekalipun tidak akan bergerak. Seakan-akan tertanam kuat di dalam tanah. Kokoh dan menjulang tinggi.

Lokasi selanjutnya yang kami datangi adalah Tugu Kembar. Tugu ini disebut kembar karena hanya terdapat di Sabang dan Merauke. Bentuknya yang sama menggambarkan luas wilayah Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Tugu yang masuk ke dalam Distrik Sota ini berjarak sekitar 85 kilometer dari Kota Merauke. Di dekat tugu berdiri pos yang dijaga oleh personel TNI. Tempat yang dulu sepi itu kini berubah menjadi objek wisata karena di sekitarnya berjejer warung-warung makanan yang dikelola oleh para pendatang, umumnya berasal dari Pulau Jawa.

Persis di sebelah tugu yang dibangun pada tanggal 16 Desember 1994 ini terdapat batu nisan bertuliskan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”. Inilah wujud persatuan dan kesatuan bangsa yang didambakan oleh masyarakat Papua. Saat berdiri di tangga teratas Tugu Kembar sambil memandang langit biru Merauke yang jernih, saya merasakan makna yang dalam pada syair lagu tersebut. Sedalam lautan yang membelah pulau Papua dari pulau-pulau lain di Nusantara. □


0 komentar:

Posting Komentar